Alkisah tersebutlah sebatang pohon yang sedang bersedih, sebab seluruh dedaunan miliknya ditebang habis oleh manusia. Ia tidak mampu lagi memberi keteduhan bagi orang-orang yang berlindung di bawahnya.
Ia juga tidak berdaya menyaring udara di sekitarnya menjadi udara bersih, seperti yang dilakukan teman-temannya sesama pohon. Ia hampir putus asa.
Hingga suatu hari datanglah seorang seniman yang pandai merupa. Batang pohon itu kemudian digergaji, dipahat, dan diukir sampai akhirnya membentuk sebuah karya seni yang indah.
Kini ramai orang berdatangan kepadanya dan berdecak kagum kepada batang pohon tersebut. Teman-temannya sesama pohon pun memujinya,
“Engkau sungguh hebat, kini menjadi pusat perhatian orang-orang!”
“Teman, aku ini sesungguhnya hampir putus asa dan tidak berdaya lagi. Tetapi aku tetap bertahan. Bahkan ketika aku digergaji, dipahat, dan diukir, rasanya sungguh sulit dan menyakitkan. Lagi-lagi aku memilih untuk tetap bertahan. Maka kini engkau lihat sendiri, dengan izin Allah aku merasakan hasilnya sekarang!”
Demikianlah kehidupan, ternyata sebuah keberhasilan datang melalui proses. Ada kalanya menyakitkan dan menyulitkan. Tetapi perlu kita yakini setelah proses ini dilalui, Allah menjanjikan sebuah kemenangan.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”
(Surat Al-Insyirah : 5)
Adapun pohon-pohon lain yang tidak merasakan proses dipahat dan diukir tersebut, mereka tetap saja diam pada tempatnya semula di sana. Tidak ada orang yang berdecak kagum kepada mereka.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!